Wednesday, 2 March 2016

Contoh Laporan Praktek Kerja Lapangan Kemitraan Ayam Pedaging

KEGIATAN PEMELIHARAAN AYAM NIAGA PEDAGING
MILIK BAPAK ROIS DI KECAMATAN KROYA
KABUPATEN INDRAMAYU PROVINSI JAWA BARAT






LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikuler
Pada Program Studi DIII Produksi Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman

Oleh :
TRIYOGA SETYAWAN
D0A012058


PROGRAM STUDI D-III PRODUKSI TERNAK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2015


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KEGIATAN PEMELIHARAAN AYAM NIAGA PEDAGING
MILIK BAPAK ROIS DI KECAMATAN KROYA
 KABUPATEN INDRAMAYU PROVINSI JAWA BARAT


Oleh :
TRIYOGA SETYAWAN
D0A012058

Diterima dan disetujui
Pada tanggal...............
                                                   
Pembimbing I                                                 Pembimbing II



Ibnu Hari Sulistyawan, M.Si                            Dr. Ir. H. Lucie Setiana, MP
NIP. 19611019 198603 1 001                              NIP. 19560704 198303 2 001                                                                                                                             
Mengetahui,

  Wakil Dekan I                                           Ketua Program Studi
Fakultas Peternakan                                     DIII Produksi Ternak
Universitas Jenderal Soedirman                   Fakultas Peternakan Unsoed



Ir. Endro Yuwono, MS               Prof. Ir. Dadang Mulyadi Saleh, MS.M.Agr.Sc.Ph.D
    NIP. 19610310 198601 1 001       NIP. 19580228 198303 1 003         




SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama               : TRIYOGA SETYAWAN
NIM                : D0A012058
Angkatan        : 2012

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk keperluan penulisan ilmah di suatu perguruan tinggi, kecuali yang secara tertulis saya ajukan dalam naskah ini dan saya sebutkan dalam Daftar Pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat, apabila pernyataan ini ada yang tidak benar saya bersedia dikenakan sanksi yang berlaku.






Purwokerto, 21 Juni 2015
Yang menyatakan




      TRIYOGA SETYAWAN
NIM. D0A012058




PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ternak unggas dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Praktik Kerja ini merupakan salah satu persyaratan pada Program Studi DIII Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
Penulis pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1.      Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, MSc. Agr., selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
2.      Ir. Endro Yuwono, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
3.      Dr. Drh. Muhammad Samsi, MP., Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
4.      Prof. Ir. Dadang Mulyadi Saleh, M. Agr. Sc, Ph.D., selaku Ketua Program Studi DIII Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
5.      Ibnu Hari Sulistyawan, M.Si, dan Dr. Ir. H. Lucie Setiana, MP. selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan.
6.      Abdullah Syukur, selaku Pimpinan PT. Central Broiler Indramayu yang telah menerima kami untuk melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di salah satu kandang plasma.
7.      Mang Rois yang telah menyediakan dan menizinkan kandangnya sebagai bahan pengamatan Praktek  Kerja Lapangan.
8.      Mas Fachry yang telah membantu dalam mengumpulkan data.
9.      Keluarga yang telah memberikan dukungan, baik dalam bentuk moril maupun materiil selama berlangsungnya kegiatan Praktik Kerja Lapangan sampai dengan penyusunan laporan ini.


10.  Teman-teman Praktik kerja ( Tiami Suci Febrian, Saeful Anwar Nawawi, Arief Saefudin, Bahrul Arif, Tri Lestari Octavia )  yang telah memberi semangat dan kerjasama yang baik selama praktik kerja lapangan.


11.  Semua pihak terkait yang telah membantu serta memberi dukungan kepada penulis dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan dan dalam penyusunan laporan ini.
Semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri penulis dan umumnya untuk pembaca yang memerlukan pengetahuan tentang kegiatan usaha ayam niaga pedaging.

                                                                              Purwokerto, 21 Juni 2015
                                                                            Penulis






DAFTAR ISI
Halaman

















DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                             Halaman


















DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
  Halaman











DAFTAR GAMBAR

1.        Pencucian Galon............................................................................................. 17
2.        Pemberian Pakan............................................................................................. 18
3.        Penimbangan Bobot Badan Ayam................................................................. 19
4.        Pengontrolan Ayam........................................................................................ 20
5.        Pengangkatan Sekam...................................................................................... 21
6.        Pemanenan...................................................................................................... 22
7.        Vaksinasi......................................................................................................... 23
8.        Pengafkiran dan Culling................................................................................. 24
9.        Diskusi Kegiatan Praktek Kerja...................................................................... 25
10.    Bedah Bangkai............................................................................................... 26
11.    Vetabolase...................................................................................................... 55
12.    Biovit  ............................................................................................................ 55
13.    Enroplus.......................................................................................................... 56       
14.    Vetabolase...................................................................................................... 55
15.    Elektovit......................................................................................................... 55
16.    Broiler Fasgrow.............................................................................................. 55
17.    Vetastress........................................................................................................ 56       
18.    Vitamin C....................................................................................................... 55
                     


RINGKASAN

Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Kegiatan Pemeliharaan Ayam Niaga Pedaging milik Bapak Rois terletak di Desa Temiyangsari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat” dilaksanakan 16 Januari sampai 16 Februari 2015. Praktik Kerja Lapangan bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikuler Program Studi DIII Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman serta  untuk mengetahui kegiatan usaha pemeliharaan ayam niaga pedaging, mengetahui kerjasama pola kemitraan, mengetahui keuntungan dan kendala dalam kegiatan usaha pemeliharaan ayam niaga pedaging, serta mengadakan evaluasi. Ternak yang diamati yaitu Day Old Chick (DOC) strain Cobb500. Populasi awal ayam sebanyak 6000 ekor, dengan bobot DOC 36 g yang berasal dari hatchery PT. Leong Ayam Satu P . Pakan starter dan finisher berbentuk crumble dengan kode pakan BR1 U Feed BRO 1 M. Pakan di produksi oleh PT. Universal Agribisnis Indonesia. Pengamatan dilakukan di kandang bertipe panggung  dengan tipe atap gable dan jumlah kandang 1 buah dengan ukuran kandang 75 m x 8m x 5 m. Kapasitas kandang 6000 ekor. Pengamatan dilakukan mulai dari DOC chick in sampai dengan pemanenan. Pemanenan dilakukan pada umur panen 34,8 hari dengan ayam terpanen  5981 ekor dan bobot rata-rata 2,17 kg/ekor.  Jumlah pakan keseluruhan yang dihabiskan 15.000 kg dibagi populasi akhir atau panen dapat diketahui konsumsi pakan per ekor/periode adalah 2,5 kg dengan konsumsi per hari sebesar 0,07 kg/ekor, Pertambahan Bobot Badan (PBB) 2,1 kg, deplesi 0,33%, konversi pakan atau FCR 1,60, dan IP 327. Analisis Ekonomi kandang plasma milik Bapak Rois memperoleh keuntungan sebesar Rp 22.920.900,-.


                                                                                                                                                I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan peternakan merupakan salah satu aspek penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan peternak. Produk peternakan yang sangat digemari dan sumber gizi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena kandungan proteinnya yang tinggi adalah daging ayam. Sub sektor peternakan merupakan bagian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub sektor ini memberikan nilai tambah (added value) bagi peternak Indonesia. Kontribusi sub sektor peternakan terhadap pertanian Indonesia ditentukan oleh seberapa jauh kemampuan kita untuk mengembangkan usaha peternakan tersebut agar mempunyai prospek yang baik.
Peternakan ayam broiler adalah salah satu andalan dalam sub sektor peternakan di Indonesia. Peternakan ayam broiler mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan baik dalam skala peternakan besar maupun skala peternakan kecil (peternakan rakyat). Peternakan ayam broiler mempunyai banyak kelebihan, salah satunya adalah siklus produksi yang pendek yaitu sekitar 30-40 hari, sudah mempunyai bobot badan antara 1,5 sampai 2,3 kg/ekor dan bisa segera dijual. Keunggulan ayam broiler antara lain pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil dan siap dipotong pada usia muda.


1.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

1.      Mengetahui dan ikut terlibat dalam kegiatan usaha pemeliharaan ayam niaga pedaging di usaha peternakan milik Bapak Rois.
2.      Mengetahui kemitraan pola inti plasma pada usaha peternakan ayam pedaging di PT. CBI.
3.      Sebagai salah satu persyaratan kurikuler Pada Program D-III Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
4.      Mengadakan evaluasi keberhasilan kegiatan usaha peternakan milik Bapak Rois yang terletak di Desa Temiyangsari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu.

1.3. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan

1.      Mendapatkan pengalaman dan meningkatkan keterampilan kerja (skill) baik secara tim maupun individu pada usaha komoditas ternak unggas.
2.      Mengetahui kendala dan penyelesaianya yang dihadapi dalam pemeliharaan ayam broiler.
3.      Meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat di peternakan unggas dan sekitarnya.
4.      Mahasiswa dapat membandingkan antara teori dalam kuliah dengan kenyataan pada lapangan.


                                                                                                                                   II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Kemitraan

Kemitraan adalah kerjasama usaha kecil termasuk koperasi dengan segala usaha menengah atau besar disertai pedoman dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerluhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Maksud dan tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan pemberdayaan usaha kecil dibidang manajemen, produk, pemasaran, permodalan dan teknis, disamping agar bisa mandiri demi kelangsungan usahanya, sehingga bisa melepaskan diri dari sifat ketergantungan (Tohar, 2000).
Selanjutnya menurut Suharno (2003), menyatakan bahwa, untuk mengembangkan dan melaksanakan kemitraan bisa dengan salah satu atau lebih pola-pola kemitraan yang ada. Sekurang-kurangnya ada tujuh pola kemitraan, salah satunya adalah pola kemitraan inti plasma, dimana dalam pola ini usaha menengah atau usaha besar bertindak sebagai inti membina dan mengembangkan usaha kecil. Membina dan mengembangkan usaha kecil yang menjadi plasma dalam hal :
1.      Penyediaan dan penyiapan bibit.
2.      Penyediaan sarana produksi.
3.      Memberikan teknis manajemen usaha dan produksi.
4.      Pemberian bantuan lainnya yang diperluhkan bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha.


2.2. Pengamatan Kinerja Bibit

Ayam broiler adalah ayam hibrida modern yang memiliki strain tertentu dari perusahaan pembibitan (Gordon dan Charles, 2002). Kartasujana dan Suprijatna (2006) menambahkan bahwa kualitas DOC mempengaruhi hasil akhir pemeliharaan ayam pedaging, karena performa yang kurang baik bukan saja dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan tetapi juga kualitas DOC pada saat diterima.
Menurut Griffin, et al., (2005), dan Brown et al., (2007), menyatakan bahwa suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada industri broiler. Pada suhu tinggi broiler akan mengalami stres, yang akan terjadi penurunan konsumsi ransum sehingga terjadi penurunan berat badan. Suhu optimal untuk pemeliharaan broiler adalah 210 C - 220C.
Persyaratan mutu bibit ayam broiler atau day old chick (DOC) menurut badan Standarisasi Nasional (2005) yaitu berat DOC per ekor minimal 37 g dengan kondisi fisik sehat dan kaki normal, dapat berdiri tegak, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ditemukan kelainan bentuk dan cacat fisik sekitar pusar dan dubur kering. Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur dan kondisi bulu kering dan berkembang serta jaminan kematian DOC selama perjalanan maksimal 2 %. Rasyaf (2002) menyebutkan bahwa ayam broiler memiliki pertumbuhan yang sangat pesat pada umur 1-5 minggu dan sudah dapat dipasarkan pada umur 5-6 minggu dengan bobot hidup antara 1,3-1,4 kg.



2.3. Pemberian Pakan

Ransum untuk ayam broiler dibedakan menjadi dua yaitu ransum untuk periode awal (starting period) dan ransum untuk periode akhir (finising period) (Rasyaf, 1993). Menurut Harto (1987) pemberian ransum pada ternak yang masih berumur sehari atau DOC diletakkan dikertas atau tempat pakan dari nampan yang kecil. Setelah ayam berumur diatas 1 minggu, tempat pakan harus diganti dengan tempat pakan khusus yang digantung.
Suprijatna et al (2005) menyatakan bahwa pakan starter diberikan pada ayam berumur 0-3 minggu, sedangkan ransum finisher  diberikan pada waktu ayam berumur 4 minggu sampai panen Fadillah (2004) menyatakan bahwa pemberian ransum dilakukan secara adlibitum ataupun dengan pembatasan pakan Pemberian ransum berbentuk : tepung pada periode awal (starting period), butiran pecah pada periode akhir  (finishing period) dan terkadang diberikan ransum yang berbentuk pellet.
Kebutuhan nutrisi broiler periode awal sesuai Standar Nasional Indonesia (2006) sebagai berikut :
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Awal (Starting Period)
No
Parameter
Satuan
Persyaratan
1.       
Kadar Air
%
Maks. 14,0
2.       
Protein Kasar
%
Min.19,0
3.       
Lemak Kasar
%
Maks.7,4
4.       
Serat Kasar
%
Maks.6,0
5.       
Abu
%
Maks. 8,0
6.       
Kalsium (Ca)
%
0,90-1,20
7.       
Fosfor (P) total
%
0,60-1,00
8.       
Energi Termetabolis
Kkal/kg
Min.2900



Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Akhir (Finishing Period)
No
Parameter
Satuan
Persyaratan
1.       
Kadar Air
%
Maks. 14,0
2.       
Protein Kasar
%
Min.18,0
3.       
Lemak Kasar
%
Maks.8,4
4.       
Serat Kasar
%
Maks.6,0
5.       
Abu
%
Maks. 8,0
6.       
Kalsium (Ca)
%
0,90-1,20
7.       
Fosfor (P) total
%
0,60-1,00
8.       
Energi Termetabolis
Kkal/kg
Min.2900

2.4. Pemberian Air Minum

Pemberian ar minum dilakukan secara terus menerus atau adlibitum dengan tujuan agar ayam tidak mengalami dehidrasi sehingga produksi daging dapat optimal Williamson dan Payne (1993) menyatakan bahwa air harus selalu tersedia dan sangat baik disediakan dari kran-kran otomatis. Konsumsi air pada ayam biasanya dua kali lebih banyak dibandingkan dengan konsumsi makanya. Ayam akan mampu hidup lebih lama tanpa makanan dibandingkan tanpa air (Rizal, 2006).
Faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi air minum bagi ayam broiler, yaitu temperatur lingkungan, konsumsi pakan, komposisi pakan, bentuk pakan, genetik, umur, jenis kelamin, kandungan mineral air, temperatur air, dan jenis tempat minum (Lesson dan Summerr, 2001).

2.5. Tatalaksana Pemeliharaan

Ayam pedaging mempunyai kisaran suhu optimal yang sempit. Kebutuhan temperatur pada saat anakan sekitar 310 C dan berangsur-angsur menurun sampai 210 C, pada umur 17 sampai 20 hari (Prayitno dan Yuwono, 1997). Brooder ialah penganti indukan yang didalamanya terdapat alat pengatur suhu yang dipakai untuk memelihara DOC selama masih memerluhkan panas tambahan dari luar tubuh. Anak ayam berumur satu hari /Day Old Chick temperatur tubuhnya berkisar 390 C brooder diperluhkan oleh DOC mulai berumur 1 sampai 3 minggu (Sulitiningsih 2004).
Sekat (chick guard) merupakan material berfungsi melindungi anak ayam dari terpaan angin dan hewan liar, serta membantu agar pemanas dari brooder tetap fokus. Chick guard biasanya terbuat dari seng dengan ketunggian 50-60 cm. Chichk guard sendiri bisa dibentuk kotak, melingkar atau elips. Namun sebaiknya bentuk melingkar yang dipilih untuk menghindari penumpukan anak ayam pada sudut kandang karena secara alamiah ayam senang berada di sudut kandang (Hartini, 2000).
Litter adalah suatu material alas lantai yang berfungsi sebagai penyerap, sehingga dapat mengurangi tingkat kebasahan lantai kandang, mengurangi materi feses (nitrogen), menyerap uap air, dan menyediakan lingkungan yang dapat membantu agar terjaga dari debu. Pengawasan perlu dilakukan agar kondisi litter tetap ideal.  Litter yang tidak dijaga dalam kondisi ideal, maka akan menjadi sarang bakteri dan kondisi yang tidak sehat saat periode produksi ( Widodo, N., dkk, 2009).

2.6. Perkandangan

Suatu peternakan yang dikelola dengan tata laksana pemeliharaan yang baik memerluhkan sarana fisik sebagai penunjang atau kelengkapan, selain bangunan kandang. Sarana fisik diantaranya terdapat gudang pakan dan jalan, perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan (Rianto dan Purbowati, 2009).
Kandang termasuk perlatannya merupakan salah satu sarana fundamental yang secara langsung turut serta menentukan sukses tidaknya suatu usaha peternakan. Oleh karena itu kondisi kandang harus selalu diperhatikan dengan baik yang mengacu pada prinsip ideal yang senangtiasa memberi perhatian pada temperatur lingkungan, kelembaban udara dan sirkulasi atau pertukaran udara (Priyatno, 2001). Berdasarkan kontruksi kandang dapat dibedakan menjadi Kandang bateray, kandang postal dan kandang panggung (North, 1994).

2.7. Produksi dan Peforma

Nilai konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dasar genetik, tipe pakan yang digunakan, feed additive yang digunakan dalam pakan, manajemen pemeliharaan, dan suhu lingkungan (James, 2004). Menurut Bell dan Weaver (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi nilai konversi pakan adalah stress penyakit, kadar amoniak, cara dan waktu pemberian pakan, air, suhu, cahaya, kebisingan, bentuk fisik, dan faktor dari anti nutrisi. Lacy dan Veast (2000) menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi konversi pakan adalah genetik, ventilasi, sanitasi, kualitas pakan, jenis pakan, penggunaan zat additif, kualitas air, penyakit, pengobatan, dan manajemen pemeliharaan (faktor penerangan, pemberian pakan dan faktor sosial).
Mortalitas atau kematian adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha pengembangan peternakan ayam. Presentase kematian selama periode pemeliharaan tidak boleh lebih dari 4%. Faktor penyakit sangat dominan sebagai penyebab kematian utama ayam broiler (Komara, 2009).
Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan dalam pemeliharaan adalah dengan menghitung indeks performa. Indeks Peforma (IP) adalah suatau formula yang paling umum dipakai untuk mengetahui peforma ayam broiler. Semakin besar nilai IP yang diperoleh, semakin bagus presentasi ayam dan semakin efisien penggunaan pakan dan biaya (Fadila et al., 2007). Nilai indeks performa dihitung berdasarkan rataan bobot badan siap potong, konveksi pakan, umur panen, dan jumlah persentase ayam yang hidup selama pemeliharaan (Kamara, 2009). Berikut disajikan kriteria indeks performa ayam broiler pada tabel 3.
Tabel 3. Kriteria  Indeks Performa Ayam Broiler
Nilai Indeks Performa (IP)
Kriteria
< 300
Kurang
301 – 325
Cukup
326 – 350
Baik
351 – 400
Sangat Baik
>400
Istimewa
Sumber : Santosa dan Sudaryani (2009)

2.8. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Broiler merupakan jenis ternak yang banyak dikembangkan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan protein hewani, serta dapat menghasilkan daging yang cepat dibandingkan dengan unggas lainya. Broiler memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap serangan penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh virus, bahkan dapat menyebabkan kematian broiler (Saputo, dkk. 2012).
Salah satu cara untuk  pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dilakukan dengan vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukkan mikroorganisme penyebab penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan. Penyakit yang dimasukan dalam tubuh ternak ini, tidak akan menimbulkan penyakit, melainkan dapat merangsang pembentukan zat-zat kekebalan (antibodi) terhadap agen penyakit tersebut (Tizard, 1998). Vaksin merupakan salah satu cara pengendalian penyakit menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memberikan vaksin, yaitu ayam yang divaksinkan harus dalam keadaan sehat, dosis harus tepat, vaksin masih terkemas dengan baik, dan menggunakan alat–alat yang steril (bersih) (Kartasudjana, 2006).

2.9. Pasca  Panen dan Pemasaran

Penjualan daging ayam merupakan komponen terbeasar dalam penerimaan, sehingga hasil dari penjualan dapat menekan biaya produksi agar keuntungan yang diperoleh maksimal. Panen adalah masa akhir periode pemeliharaan ayam dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak baik dari perusahaan maupun peternak. Panen dilakukan pada waktu umur ayam mencapai 35 hari dengan bobot ayam akhir 1,9 – 2 kg. Pemanenan dilakukan dengan cara menangkap ayam beberapa kemudian dimasukan ke dalam kranjang khusus yang digunakan untuk memuat ayam serta menimbang ayam. Setelah itu ditimbang dengan ketenteuan dari pembeili (Yuyun, 2007).
Pasar merupakan faktor penting  dalam  proses produksi. Pasar merupakan tempat dimana hasil produksi dapat dijual. Menurut Hartono (2005), menyatakan bahwa  harga karkas ayam pedaging ini akan berfluktuasi mengikuti besarnya permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.


                                                                                                                   III. MATERI DAN CARA KERJA

3.1. Materi Praktik Kerja Lapangan

Materi yang digunakan saat Praktik Kerja Lapangan di usaha peternakan Bapak Rois meliputi:

3.1.1. Ternak

Ternak ayam niaga pedaging yang digunakan sebagai materi adalah Day Old Chick (DOC) strain Cobb500 dengan populasi 6000 ekor. Bobot badan awal  DOC 36 gram/ekor yang berasal dari hatchery PT. Leong Ayam Satu P .

3.1.2. Pakan Ternak

Pakan yang digunakan pada periode awal (starting period) dan periode akhir (finishing period) adalah pakan BR 1 dengan kode pakan U Feed BR1 Bro 1 M dengan bentuk pakan yaitu berbentuk crumble dengan kandungan kadar air 12 %, protein kasar 21,0 %, lemak kasar 7,4 %, serat kasar 6,0%, abu 8,0 %, kalsium 0,9%-1,2 %, Fosfor 0,6-1,0 %. Pakan di produksi oleh PT. Universal Agribisnis Indonesia. Kandungan nutrien ransum yang digunakan menurut Standar Nasional Indonesia sudah mencukupi untuk periode awal (starting period) maupun periode akhir (finisher period).

3.1.3. Perkandangan

Kandang Bapak Rois terletak di Desa Temiyangsari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Kandang terdiri dari gudang penyimpanan pakan, rumah penjaga dan kandang pemeliharaan dengan ukuran p x l x t adalah 75m x 8m x 5m, kapasitas kandang 7000 ekor.  Tipe atap kandang adalah gable dengan bahan asbes, dinding terbuat dari bambu dengan ketinggian 2,5 m. Tipe lantai kandang panggung dengan bahan bambu, bahan yang digunakan untuk penyangga kandang mengunakan kayu jati. Lay out kandang dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.1.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki adalah sebuah sepeda motor dan sarana yang digunakan saat pemeliharaan adalah 50 karung sekam, 3 tabung gas dan Obat Vaksin Kimia (OVK) yang digunakan, yaitu vaksin ND’V4HR’,Sorbitol, Enroplus, Vetabolase, Vetastrees, Vetabolik, Vitamin, ELektrolit, Broiler Fast Grow. Selengkapnya dapat dilihat dilihat di Lampiran 5.   

3.2. Cara Praktik Kerja Lapangan

3.2.1. Kegiatan Internal (Kegiatan Rutin dan Insidental)

Kegiatan internal merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin yang merupakan kegiatan pokok untuk mengetahui manajemen pemeliharaan di kandang Bapak Rois yang merupakan salah satu mitra dari PT. Centra Broiler Indramayu. Kegiatan ini terdiri atas kegiatan rutin dan kegiatan insidental yang dilakukan pada pagi hari dan sore hari atau pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB.

3.2.2. Kegiatan Rutin :

Kegiatan rutin yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah:
1.      Pembersihan tempat minum,
2.      Pemberian pakan,
3.      Pengontrolan kandang,
4.      Penimbangan bobot,
5.      Pencatatan rekording,
6.      Pembalikan sekam.

3.2.3. Kegiatan insidental

Kegiatan insidental yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah:
1.      Buka dan tutup tirai,
2.      Mematikan dan menyalakan gas solek,
3.      Pengafkiran,
4.      Mengganti tirai,
5.      Vaksinasi
6.      Pemanenan
7.      Diskusi tentang pemeliharaan, dan
8.      Bedah bangkai.

3.2.4. Kegiatan Eksternal (Pendukung)

Kegiatan eksternal adalah kegiatan di luar perusahaan untuk memperoleh data sekunder. Kagiatan ini terdiri dari :
1.      Identifikasi lokasi kerja praktik, dan
2.      Menjalin hubungan sosial dengan masyarakat sekitar lokasi Praktik Kerja Lapangan.




3.3. Data

3.3.1. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama di lokasi Praktik Kerja Lapangan dengan mengikuti kegiatan rutin dan kegiatan isidental seperti yang dilakukan oleh anak kandang, mengamati dan mencatat hasil pengamatan selama kegiatan pemeliharaan. Pengumpulan data juga dilakukan dengan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait.

3.3.2. Cara Mengolah Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan perhitungan Deplesi, Daya Hidup, Pakan Rata-rata, Konversi Pakan, dan Indeks Produksi. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Daya Hidup = 100% - Deplesi

Pendapatan Bersih
Pendapatan = Penerimaan – Biaya
BEP dalam Rupiah
BEP dalam Satuan Unit

3.4. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

3.4.1. Waktu Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada 16 Januari sampai dengan 16 Februari 2015.

3.4.2. Tempat Pelaksanaan

Kerja praktik dilaksanakan di kandang Bapak Rois yang merupakan plasma PT.CBI yang terletak di Desa Temiyangsari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.


                                                                                                                         IV. VISUALISASI KEGIATAN

4.1.
Kegiatan Rutin

Pencucian galon otomatis merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari pada sore hari atau pukul 15.30 WIB. Hal tersebut dilakukan agar kebersihan air minum tetap terjaga dan ternak dapat tetap minum dengan air yang bersih.
Pemberian pakan adalah kegiatan rutin yang pukul 07.00 WIB. Pemberian pakan hanya dilakukan satu kali dalam sehari, pengecekan pakan dilakukan setiap sore hari dan malam hari. Apabila pada keesokan harinya pakan masih banyak maka tidak ditambahkan lagi tetapi kalau sudah habis pakan ditambahkan. Pakan diberikan sesuai dengan kebutuhan ternak tetapi juga mengacu pada standar yang ditetapkan dari perusahaan.







Penimbangan bobot badan ayam dilakukan rutin seminggu sekali bertujuan untuk mengetahui Pertambahan Bobot Badan setiap minggunya yang selanjutnya dilakukan untuk mengetahui FCR perminggu.









Pengontrolan ayam dilakukan setiap satu jam sekali pada periode awal, pengontrolan dilakukan dengan cara mengamati perilaku ayam. Seperti yang terlihat di gambar pengontrolan dilakukan di luar brooder, dengan cara memukul bagian atas chick guard agar ayam tidak berkumpul di pinggir-pinggir brooder. Tujuan dari pengontrolan ayam adalah untuk melihat kondisi ayam, pengecekan suhu dan juga pengontrolan dilakukan untuk membiasakan ayam makan banyak.
Pengangkatan sekam dilakukan setiap dua hari sekali. Pengangkatan sekam dilakukan dengan mengkeruk sekam bagian atas yang basah, kemudian bagian bawah dibalik seperti yang terlihat digambar sekam yang sudah basah dikumpulkan dan dibuang.







4.2. Kegiatan Insidental

Pemanenan dilakukan pada ayam umur 34,8 hari. Prosedur panen yang pertama mobil-mobil pemasok ayam datang, lalu mengantri menunggu giliran, setelah itu mobil masuk ke area kandang, pemanenan dilakukan dengan menangkap ayam dan diikat dengan menggunakan tali (satu ikat 3 sampai 5 ekor), lalu ayam ditimbang, dan dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang.





Vaksinasi ND dilakukan pada umur ayam empat hari bertujuan agar ternak terhindar dari penyakit ND yang dapat menyebabkan mortalitas mencapai 100 %  dan menyebabkan kerugian pada perusahaan. Pemberian vaksin dilakukan mengunakan metode intra okuler. Vaksin yang digunakan adalah vaksin ND lasota.










Gambar diatas adalah DOC yang memiliki kelainan fisik atau tidak sehat. Terlihat dari kondisi fisiknya yang lemah, mata tidak membuka sempurna dan kaki kering. DOC yang memiliki kelainan selanjutnya akan diamati, apabila masih bisa diobati maka akan diobati tapi apabila kondisi fisiknya lemah maka segera dibuang.






Diskusi adalah kegiatan insidental yang dilakukan bersama Bapak Abdullah Sukur selaku pimpinan PT. CBI Farm seminggu sekali, diskusi meliputi tata laksana pemeliharaan, penanganan penyakit, dan permasalahan yang dihadapi di lapangan.






Bedah bangkai dilakukan untuk mengetahui penyakit apa yang sedang menyerang di suatu kandang dan biasanya hal ini dilakukan bila sedang terjadi wabah penyakit atau banyak ayam yang mati. Bedah bangkai cukup efektif untuk mendiagnosa sebuah penyakit karena dapat melihat penyebab penyakit berdasarkan patologi anatomi ternak.









                                                                                                         V. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Aspek Identifikasi Lokasi dan Usaha Peternakan

5.1.1.  Identitas Peternak

Peternak plasma yang dijadikan sebagai praktik kerja lapangan adalah kandang milik Bapak Rois terletak di Desa Temiyangsari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Pendidikan terakhir tamat SMP dengan jumlah  keluarga tiga orang. Pekerjaan utama beliau adalah seorang peternak. Keahlian beternak didapatkan dari pengalaman beliau selama tiga tahum menjadi anak kandang. Kandang yang digunakan merupakan kandang sewa dengan jumlah pekerja dua orang dengan tingkat pendidikan SMP. Pemeliharaan periode Januari – Februari memperoleh keuntugan sebesar Rp 22.920.900,-. Berdasarkan data diatas keberhasilan usaha peternakan yang dilakukan Bapak Rois sesuai menurut Fitiza (2012) yang menyatakan tinggi pendidikan yang ditepuh oleh peternak akan berkaitan dengan tingkat kemampuan mereka dalam menyerap pengetahuan yang diberikan. Umumnya pengalaman beternak berkolerasi positif dengan sikap kritis dan hati-hati.

5.1.2. Identifikasi Lokasi

Kandang pemeliharaan milik Bapak Rois terletak di tanah yang rata, sehingga memudahkan untuk beraktivitas dalam kegiatan usaha tersebut. Selain terletak di tanah yang rata, disekitar peternakan juga ditanami dengan pohon yang bertujuan mengurangi panas dari sinar matahari dan menyerap air saat hujan sehingga lokasi sekitar peternakan tidak tergenang air yang dapat menjadi sarang untuk bibit penyakit. Lokasi perusahaan peternakan berjarak sekitar satu km dari pemukiman penduduk, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dari limbah peternakan. Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang posisi pantai utara pulau jawa membuat suhu udara di Kabupaten Indramayu cukup tinggi berkisar antara 220 C– 300 C. Tipe iklim di Indramayu termasuk iklim tropis, menurut klasifikasi schmidt dan ferguson termasuk iklim tipe D (iklim sedang). Suhu di kabupaten Indramayu  sudah sesuai syarat kebutuhan suhu untuk ayam broiler dapat berkembang secara optimal menurut Griffin, et al., (2005) dan Brown et al.,(2007), menyatakan bahwa suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada industri broiler. Pada suhu tinggi broiler akan mengalami stres, yang akan terjadi penurunan konsumsi ransum sehingga terjadi penurunan berat badan. Suhu optimal untuk pemeliharaan broiler adalah 210 C - 220 C.

5.1.3.  Sejarah Ekstensi Perusahaan



PT.CBI merupakan cabang perusahaan dari PT. Alido Group (Poultry Shop) Kuningan Jawa Barat. PT. CBI berdiri pada 4 November 2013 bertempat di Jalan Bulok, Blok Roma, Indramayu. Dengan pimpinan cabang adalah Abdullah Syukur PT. CBI merupakan sebuah perusahaan peternakan yang bersistem kemitraan dengan PT. CBI sebagai inti dan peternak rakyat sebagai plasma. PT. CBI saat ini memiliki 21 mitra kandang plasma, dengan jumlah permintaan DOC 200-300 box/minggu. Sistem kerja sama antara PT. CBI dan PT. Alido Group adalah profit sharing dimana masing-masing perusahaan akan mendapatkan 70% bagian untuk PT. Alido dan 30 % untuk  PT. CBI.

5.1.4. Identifikasi Usaha Peternakan

PT. CBI merupakan perusaan yang menyediakan sapronak dan haspronak. Sistem yang digunakan adalah sistem kemitraan dimana perusahaan mempunyai kedudukan sebagai inti yang menyediakan sapronak seperti : DOC, pakan, peralatan, OVK dan menyediakan bimbingan teknis pemeliharaan. Sedangkan Bapak Rois bertindak sebagai plasma yang bertanggung jawab dalam tata laksana pemeliharaan dari setting DOC sampai panen. Kegiatan usaha PT. CBI saat kerja praktik merupakan kegiatan usaha yang bersistem kemitraan inti dan plasma. Hal ini sesuai dengan pendapat Suhartono (2003) menyatakan bahwa, untuk mengembangkan dan melaksanakan kemitraan bisa dengan salah satu atau lebih pola-pola kemitraan yang ada. Sekurang-kurangnya ada tujuh pola kemtraan, salah satunya adalah pola kemitraan inti plasma, dimana dalam pola ini usaha menengah atau usaha besar bertindak sebagai inti membina dan mengembangkan usaha kecil. Membina dan mengembangkan usaha kecil yang menjadi plasma dalam hal :
a.       Penyediaan dan penyiapan bibit.
b.      Penyediaan sarana produksi.
c.       Memberikan teknis manajemen usaha dan produksi.
d.      Pemberian bantuan lainnya yang diperluhkan bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha.


5.1.5.  Prospek Usaha Ternak Unggas

Cakupan wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Indramayu saat ini terdiri dari 31 Kecamatan, 307 desa dan 8 kelurahan, dengan luas wilayah 204,011 ha atau 2.040.110 Km dengan panjang pantai 114,1 km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang. Melihat letak Kabupaten Indramayu  menunjukan potensi wilayah yang mendukung untuk industri peternakan, disamping kondisi alam yang mendukung  terdapat juga  jalan yang menhubungkan  antar Propinsi. Menurut data BPS (2012) menunjukan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan data tersebut peluang dalam mengembangkan usaha peternakan ayam broiler sangat berpeluang untuk dikembangkan.

5.2. Aspek Pengamatan Kinerja Bibit

Bibit didatangkan lagsung dari hatchery PT. Leong Ayam Satu P . Strain yang digunakan adalah Cobb500. Bibit yang didatangkan telah dinyatakan bebas pullorum.  Strain Cobb500 memiliki kharakteristik titik berat pada perbaikan FCR, pengembangan genetik diarahkan pada pembentukan dada, mudah beradaptasi, dan produksi efisien. Keungulan yang dimiliki oleh strain Cobb 500, merupakan hasil seleksi genetik yang diarahkan, sesuai dengan pendapat Rasyaf (1994) yang  menyatakan tiap bibit broiler mempunyai kelebihan tertentu yang diarahkan oleh pakar genetika pembuat strain yang bersangkutan. Ada bibit yang diarahkan untuk pertumbuhan yang cepat di masa awal, tetapi mortalitas cukup tinggi. Ada bibit yang pertumbuhannya biasa saja, tetapi makannya lebih sedikit.
Berat DOC 37 g dengan ciri-ciri warna seragam kuning dan sedikt ada yang bewarna hitam dan bintik hitam. Jaminan kematian untuk setiap boxnya adalah 2 % atau 2 ekor untuk tiap box yang berisi 100 ekor.  Bobot DOC yang digunakan sesuai dengan persyaratan mutu bibit ayam broiler atau Day Old Chick (DOC) menurut badan Standarisasi Nasional (2005) yaitu berat DOC per ekor minimal 37 g dengan kondisi fisik sehat dan kaki norma, dapat berdiri tegak, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ditemukan kelainan bentuk dan cacat fisik sekitar pusar dan dubur kering. Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur dan kondisi bulu kering dan berkembang serta jaminan kematian DOC selama perjalanan maksimal 2 %.

5.3. Aspek Pemberian Pakan

5.3.1. Periode Awal atau Starting Period

Pakan yang diberikan dari periode awal (starting period) sampai periode akhir (finishing period) mengunakan pakan dengan kode BR1 BRO 1 berbentuk crumble. Pemberian pakan pada periode starter mengunakan tempat pakan jenis baby feeder chick. Pemberian pakan dilakukan hanya sekali sehari dilakukan pagi hari pukul 07.30 WIB, dengan metode pemberian secara adlibitum. Pemberian pakan diatas tidak sesuai jika dibandingkan dengan pendapat Fadillah (2004), terdapat perbedaan pada bentuk pakan yang digunakan. Fadillah menyatakan bahwa pemberian ransum berbentuk : tepung pada periode awal, butiran pecah pada periode akhir.
Perbedaan tersebut dikarenakan kebijakan dari perusahaan pengunaan bahan pakan yang sama dari periode awal (starting period) sampai periode akhir (finishing period). Bertujuan untuk mengurangi biaya operasional yaitu transportasi, namum sudah diperhitungkan bahwa kandungan pakan yang digunakan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan ayam pada periode awal (statrting period) dan periode akhir (finishing period). Berikut kandungan pakan BR1 U feed BRO 1 M :
Tabel 4. Komposisi Pakan BR1 BRO 1
No.
Nutrien
Jumlah (%)
1.
Kadar Air
Maksimal 12
2.
Protein
Mininimal 21
3.
Lemak
7,4
4.
Serat Kasar
Maksimal 6
5.
Abu
Maksimal 8
6.
Calcium
0,9-1,2
7.
Phosphor
0,6-10
8.
Coccidiostat
+
9.
Antibiotika
+
Sumber : Dana Primer KP (2015)
Kebutuhan nutrisi broiler periode starter dan finisher sesuai Standar Nasional Indonesia (2006) sebagai berikut :
Tabel 5. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Awal (Starting Period)
No
Parameter
Satuan
Persyaratan
1.       
Kadar Air
%
Maks. 14,0
2.       
Protein Kasar
%
Min.19,0
3.       
Lemak Kasar
%
Maks.7,4
4.       
Serat Kasar
%
Maks.6,0
5.       
Abu
%
Maks. 8,0
6.       
Kalsium (Ca)
%
0,90-1,20
7.       
Fosfor (P) total
%
0,60-1,00
8.       
Energi Termetabolis
Kkal/kg
Min.2900




Tabel 6. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Akhir (Finishing Period)
No
Parameter
Satuan
Persyaratan
1.       
Kadar Air
%
Maks. 14,0
2.       
Protein Kasar
%
Min.18,0
3.       
Lemak Kasar
%
Maks.8,4
4.       
Serat Kasar
%
Maks.6,0
5.       
Abu
%
Maks. 8,0
6.       
Kalsium (Ca)
%
0,90-1,20
7.       
Fosfor (P) total
%
0,60-1,00
8.       
Energi Termetabolis
Kkal/kg
Min.2900
Jika dibandingkan, kandungan nutrisi dalam pakan BR1 BRO 1 dengan kebutuhan nutrisi ayam broiler menurut Standar Nasional Indonesia (2006) pada periode awal (starting period) kandungan proteinnya lebih tinggi namun pada periode akhir (finshing period)  kandungan lemak kasar kurang mencukupi.

5.3.2. Periode Akhir atau Finishing Period

Pakan yang diberikan pada periode akhir (finishing period) masih sama dengan jenis pakan yang diberikan pada periode awal (starting period). Perbedaannya adalah sistem pemberian pakan dan tempat pakan yang digunakan. Tempat pakan mengunakan feeder chick  yang digantung. Pemberian pakan pada periode akhir dilakukan dua kali sehari yaitu setiap pagi dan sore hari, pagi hari pukul 07.00 WIB dan sore hari dilaksanakan pukul 16.00 WIB. Tempat pakan yang digunakan tube chick yang pengunaannya digantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Harto (1987) pemberian ransum setelah ayam berumur diatas 1 minggu, tempat pakan harus diganti dengan tempat pakan khusus yang digantung.



5.4. Aspek Tatalaksana

Pada periode awal (starting period), ayam dipelihara didalam induk buatan atau disebut brooder, ayam dipelihara dengan luas 12,5 x 7 m terbagi menjadi empat brooder. Sumber panas brooder mengunakan gas solek dengan bahan bakar gas. Brooder dibuat dengan mengunakan sekat yang terbuat dari seng dengan ketingian 60 cm  dibentuk melingkar dan diatasnya digunakan tirai untuk menjaga agar panas dapat merata. Suhu diatur sedemikian rupa dengan melihat kondisi dari ayam. Pembuatan brooder sama dengan pendapat Hartini (2000), yang menyatakan Sekat (chick guard) merupakan material berfungsi melindungi anak ayam dari terpaan angin dan hewan liar, serta membantu agar pemanas dari brooder tetap fokus. Chick guard biasanya terbuat dari seng dengan ketunggian 50-60 cm. chichk guard sendiri bisa dibentuk kotak, melingkar atau elips. Namun sebaiknya bentuk melingkar yang dipilih untuk menghindari penumpukan anak ayam pada sudut kandang karena secara alamiah ayam senang berada di sudut kandang.
 Suhu pada hari pertama adalah 310 C selanjutnya diturunkan 10 C setiap minggunya. Lama pemeliharaan pada masa brooding adalah 14 hari. Manajemen Brooding yang dilakukan oleh Bapak Rois diatas sudah sesuai dengan pendapat Prayitno dan Yuwono (1997) yang menyatakan ayam pedaging mempunyai kisaran suhu optimal yang sempit. Kebutuhan temperatur pada saat anakan sekitar 310 C dan berangsur-angsur menurun sampai 210 C, pada umur 17 sampai 20 hari Brooder ialah penganti indukan yang didalamanya terdapat alat pengatur suhu yang dipakai untuk memelihara DOC selama masih memerluhkan panas tambahan dari luar tubuh. Anak ayam berumur satu hari /Day Old Chick temperatur tubuhnya berkisar 390 C brooder diperluhkan oleh DOC mulai berumur 1 sampai 3 minggu (Sulitiningsih 2004).
Litter yang digunakan selama periode awal (starting period) adalah sekam padi. Sekan ditaburkan setebal lima cm, pembalikan sekam dilakukan dua hari sekali dan dilakukan pengantian sekam pada lapisan atas apabila sekam sudah basah. Pembalikan dan pengantian sekam bertujuan agar lantai litter tetap kering. Perlakukan terhadap litter yang dilakuakan oleh peternak Bapak Rois sesuai dengan pendapat Widodo, N., dkk, (2009) yang menyatakan  litter adalah suatu material alas lantai yang berfungsi sebagai penyerap, sehingga dapat mengurangi tingkat kebasahan lantai kandang, mengurangi materi feses (nitrogen), menyerap uap air, dan menyediakan lingkungan yang dapat membantu agar terjaga dari debu. Pengawasan perlu dilakukan agar kondisi litter tetap ideal.  Litter yang tidak dijaga dalam kondisi ideal, maka akan menjadi sarang bakteri dan kondisi yang tidak sehat saat periode produksi

5.5. Aspek Produksi dan Performan

Hasil usaha peternakan Bapak Rois selama periode Januari – februari 2015 didapatkan umur panen 34, 8 hari dengan konversi pakan (FCR) sebesar 1,51, deplesi 0,33% dan indeks produksi 315,38. Nilai konversi pakan 1,51 menurut James (2004) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dasar genetik, tipe pakan yang digunakan dalam pakan, manajemen pemeliharaan, dan suhu lingkungan.
Mortalitas selama pemeliharaan adalah 0,33 %. Usaha peternakan yang dilakukan Bapak Rois dapat dikatakan sudah baik hal ini berdasarkan pendapat Komara (2009), yang menyatakan mortalitas atau kematian adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha pengembangan peternakan ayam. Presentase kematian selama periode pemeliharaan tidak boleh lebih dari 4%. Faktor penyakit sangat dominan sebagai penyebab kematian utama ayam broiler.
Hasil perhitungan Indeks Produksi pada usaha peternakan yang dilakukan  Bapak Rois mnunjukan nilai indeks produksi 315,38. Berdasarkan Indek Produksi tersebut menunjukan bahwa usaha pemeliharaan yang dilakukan Bapak Rois tingkat keberhasilanya cukup menurut Santosa dan Sudaryani. Kamara (2009) menambahkan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan dalam pemeliharaan adalah dengan menghitung indeks performa. Nilai indeks performa dihitung berdasarkan rataan bobot badan siap potong, konveksi pakan, umur panen, dan jumlah persentase ayam yang hidup selama pemeliharaan. Berikut disajikan kriteria indeks performa ayam broiler pada tabel 3.
Tabel 7. Kriteria  Indeks Performa Ayam Broiler
Nilai Indeks Performa (IP)
Kriteria
< 300
Kurang
301 – 325
Cukup
326 – 350
Baik
351 – 400
Sangat Baik
>400
Istimewa
Sumber : Santosa dan Sudaryani (2009)
Fadila et al., (2007), menambahkan Indeks Peforma (IP) adalah suatu formula yang paling umum dipakai untuk mengetahui peforma ayam broiler. Semakin besar nilai IP yang diperoleh, semakin bagus presentasi ayam dan semakin efisien penggunaan pakan dan biaya.

5.6. Aspek Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pencegahan penyakit yang dilakukan oleh Bapak Rois adalah dapat dikatakan belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari masih banyak orang yang keluar masuk peternakan. Pencegahan penyakit yang dilakukan oleh Bapak Rois adalah dengan vaksinasi. Vaksinasi dilakukan pada saat umur ayam mencapai empat hari vaksin yang digunakan adalah vaksin ND Lasota. Aplikasinya dengan tetes mata (intra okuler) dengan dosis 0,03 cc. Berdasarkan data yang diperoleh, Menurut Tizard (1998), tindakan tersebut merupakan salah satu cara untuk  pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dilakukan dengan vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukkan mikroorganisme penyebab penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan. Penyakit yang dimasukan dalam tubuh ternak ini, tidak akan menimbulkan penyakit, melainkan dapat merangsang pembentukan zat-zat kekebalan (antibodi) terhadap agen penyakit tersebut.
Pengontrolan terhadap penyakit ternak ayam dilakukan setiap hari bersamaan dengan kegiatan rutin. Pengobatan terhadap ternak dilakukan bila sudah diketahui ayam menderita suatu penyakit. Pemberian obat disesuaikan dengan penyakit ayam dengan dosis tepat sesuai dengan label yang tertera pada kemasan obat dan sesuai dengan petunjuk dari pengawas kandang. Peralatan kandang terutama tempat minum dibersihkan setiap pagi dan sore hari, sedangkan tempat pakan hanya dibersihkan setelah panen karena pakan selalu ditambahkan terus menerus.


Berikut disajikan tabel pemberian Vitamin dan Obat.
Tabel 8. Pemberian Vitamin dan Obat
No.
Umur (mg/hr)
Jenis Vaksin, Antibiotik atau vitamin
Aplikasi
Keterangan/ Merk Vaksin
1.                   
1
Air Gula
Minum
Sorbitol
2.                   
2-4
Antibiotik
Minum
Enroplus
3.                   
2-4
Ketamin
Minum
Vetabolase
4.                   
5
Vaksin ND
Tetes
Volvo ND Lasota
5.                   
6-8
Vitamin
Minum
Vetabolik
6.                   
10-12
Vitamin
Minum
Vitamin
7.                   
14-16
Vitamin
Minum
Vitamin
8.                   
18-20
Vitamin
Minum
Vitamin
9.                   
23-25
Vitamin
Minum
Broiler Fast Grow
10.               
29-  Panen
Vitamin
Minum
Elektrolit
Sumber : Data Primer KP (2015).

5.7. Pasca Panen dan Analisis Ekonomi

5.7.1. Pasca Panen

Prosedur yang dilakukan sebelum pemenenan, yaitu pertama dari pembeli ayam melapor ke kantor jumlah kebutuhan dan bobot yang diinginkan. Plasma yang siap produksi lalu mengecek atau memeriksa delievery order dari pembeli ayam tersebut, lalu ayam mulai diambil dari kandang dengan diikat dalam satu ikatan berisi tiga hingga lima ayam tergantung bobot pada ayam, lalu ditimbang, setelah ditimbang dimasukkan ke dalam keranjang ayam yang telah dibawa pada mobil-mobil pembeli. Prosedur diatas sudah sesuai dengan pendapat  Yuyun (2007) yang menyatakan bahwa panen adalah masa akhir periode pemeliharaan ayam dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak baik dari perusahaan maupun peternak. Pemanen dilakukan selama tiga kali, dengan umur panen adalah 34,8 hari.
Pemanenan pertama umur 30 dalam satu keranjang berisi antara 15 hingga 20 ekor ayam, dengan bobot rata-rata 1,161. Pemanenan kedua dilakukan saat umur pemeliharaan mencapai 31 hari dengan bobot rata-rata 1,463. Pemanenan terakhir dilakukan saat umur pemeliharaan mencapai 38 hari dengan bobot rata-rata 1,827 dan 2,232.

5.7.2. Aspek Pemasaran

Hasil panen ayam selanjutnya akan di jual pada broker. Harga per kilo ayam hidup tidak selalu sama tergantung pada jumlah permintaan dan ketersedian barang. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa pemanenan dilakukan tiga kali pada umur dan bobot badan yang berbeda. Perbedaan umur panen dan besaranya bobot panen dikaranakan oleh permintaan pasar. Menurut Hartono (2005), menyatakan pasar merupakan faktor penting  dalam  proses produksi. Pasar merupakan tempat dimana hasil produksi dapat dijual. Harga karkas ayam pedaging ini akan berfluktuasi mengikuti besarnya permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.


5.7.3. Peserta Praktik Kerja Lapangan

Kegiatan selama Praktik Kerja Lapangan di Peternakan bapak Rois kurang lebih sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh anak kandang. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan selama penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan :
1. Kegiatan Rutin :
Kegiatan rutin yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah:
1.      Pembersihan tempat minum,
2.      Pemberian pakan,
3.      Penimbangan bobot,
4.      Pencatatan rekording,
5.      Pelebaran kandang,
6.      Vaksinasi,
7.      Pemberian air gula (sorbitol ) dan vitamin,
8.      Pengerukan sekam,
9.      Pemanenan,
2. Kegiatan Insidental
Kegiatan Insidental yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah:


1.      Buka dan tutup tirai,
2.      Mematikan dan menyalakan gasolek,
3.      Pengafkiran dan culling,
4.      Mengganti tirai,
5.      Diskusi tentang pemeliharaan, dan
6.      Bedah Bangkai.


                                                                           VI. EVALUASI KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN

6.1. Skor Likert Hasil Evaluasi Keberhasilan Kegiatan Usaha Pemeliharaan

Tabel 9. Skor Likert Hasil Evaluasi Keberhasilan Kegiatan Usaha Pemeliharaan
No
Aspek yang dievaluasi
Rincian Evaluasi
Skor
Baik
Cukup
Tidak baik
1.
Keadaan Umum Wilayah Kabupaten / Kota
Kondisi Geografis

√            

Sejarah Eksistensi Ternak
√            


Mata Pencaharian Penduduk


Prospek Usaha


Potensi Pasar dari Bisnis Komoditas Ternak Unggas


2.
Identifikasi Usaha dan Peternakan
Identifikasi Lokasi Peternakan


Identifikasi Usaha Peternakan


3.
Aspek Pengamatan Bibit



4.
Aspek Pemberian Pakan
Pakan dan Pemberiannya


Kegiatan dalam Pemberian Pakan


Pemberian Pakan dari Aspek Umur


5.
Aspek Tatalaksana
Pemeliharaan


Perkandangan


6.
Aspek Kesehatan
Pengendalian Penyakit


Usaha Pengobatan


Program Karantina

√             

Mortalitas


           
Aspek Penanganan Limbah
Identifikasi Limbah


Manajemen Pengelolaan Limbah


8.
Aspek Pemasaran dan Anaisis Ekonomi
Distribusi Pemasaran


Analisis Ekonomi


9.
Aspek Pencurahan Waktu dan Kualitas Kegiatan Praktik Kerja
Para Pekerja Farm


Peserta Praktik Kerja


6.2. Deskripsi Hasil Evaluasi Keberhasilan Kegiatan Usaha Pemeliharaan

Secara umum usaha peternakan ayam niaga pedaging dapat dikatakan baik. Tinjauan dari aspek ekonomi merupakan pedoman untuk pola kerja usaha yang dilakukan dan menentukan langkah serta perencanaan perbaikan usaha. Harga jual ayam saat Praktik Kerja Lapangan sebesar Rp 16.500-, per kg.

Tabel 10. Solusi Temuan Hasil Evaluasi Keberhasilan Kegiatan Usaha Pemeliharaan
No
Aspek yang dievaluasi
Rincian Evaluasi
Apabila Hasil Evaluasi Tidak baik solusi yang diajukan
   1
Keadaan Umum Wilayah Kabupaten / Kota





Kondisi Geografis
Cukup
Sejarah Eksistensi Ternak
Baik
Mata Pencaharian Penduduk
Cukup
Prospek Usaha
Baik
Potensi Pasar dari Bisnis Komoditas
Baik
 2
Identifikasi Usaha dan Peternakan
Identifikasi Lokasi
Baik
Identifikasi Lokasi Peternakan
Baik

  3
Aspek Pengamatan Bibit

Cukup
  4
Aspek Pemberian Pakan
Pakan dan
Pemberiannya
Baik
Kegiatan dalam Pemberian Pakan
Cukup
Pemberian Pakan dari Aspek Umur
Baik
  5
Aspek Tatalaksana
Pemeliharaan
Baik
Perkandangan
Baik
  6
Aspek Kesehatan
Pengendalian Penyakit
Baik
Usaha Pengobatan
Baik
Program Karantina
Cukup
Mortalitas
Baik
  7
Aspek Penanganan Limbah
Identifikasi Limbah
Baik
Manajemen Pengelolaan Limbah
Cukup
  8
Aspek Pemasaran dan Anaisis Ekonomi
Distribusi Pemasaran
Baik
Analisis Ekonomi
Baik
  9
Aspek Pencurahan Waktu dan Kualitas Kegiatan Usaha
Para Pekerja Farm
Baik
Peserta Praktik Kerja
Baik


                                                                                                                  VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil kerja praktik yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.    Tatalaksana pemeliharaan yang dilakukan di peternakan milik Bapak Rois sudah baik dilihat dari nilai FCR sebesar 1,51, Deplesi 0,33%, dan Indeks Produksi 315,38.
2.    Usaha peternakan Bapak Rois memperoleh keuntungan sebesar Rp 22.920.900,-  dengan nilai R/C 1,16 dan rentabilitas 15 %.

7.2. Saran

            Penulis menemukan saat pembersihan galon otomatis banyak air yang tumpah di litter. Litter yang basah dapat menimbulkan beberapa penyakit yang dapat menganggu pertumbuhan dari ayam broiler tersebut. Sebaiknya saat membersihkan galon minuman lebih hati-hati agar air tidak tumpah ke litter.
                     


DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2005.[SNI 01-4868.1-2005] Bibit Niaga Final Stock Ras Tipe Pedaging Umur Sehari.
Bps. 2007. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Fadillah, R. 2004. Kunci Sukses Beternak Ayam di Daerah Tropis. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Harto, W. 1987. Petunjuk Beternak Ayam. Universitas Brawijaya, Surabaya.
Iwansah, D. 2003. Analisi Finansial Plasma Ayam Broiler pada Peternakan Inti Rakyat di Kabupaten Sukabumi . Skripsi S-1. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Lesson, summer, 2001. The Fire of Life and Introduction to Animal Energetics. John Wiley and Sons Inc. New York. P.404.
Murtidjo, B.A.1975. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Penerbit Kanisius Yogyakarta.
Nizam, M. .Skripsi. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan yang Berbeda. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanudin. Makasar.
North 1994 M.O,. Bell D.D. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition Van Northland Reinhilold. New York.
Plavin, I. J.P. McMurty, and R.W. Rosebrough. 1986. Effect of early restrited in broiler: I. Growth performance and carcass compotition. Growth, 50: 768-776.
Prayitno, D.S dan L. W. E. Yuwono. 1997. Management Kandang Ayam Ras pedaging. PT Trubus Agriwidya. Ungaran.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. penebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf, M. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Andalas University Press. Padang.
Rasyaf, M. 2000. Manajemen Peternaan Ayam Broiler. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rosidi , dkk,.  Pengaruh Galur dan  dataran terhadap peforman ayam broiler. Animal Production Vol. 1 No, 2, November 1999 : 82-89.
Rianto, E. dan E. Purbowati. 2009. Paduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suharno, B .2003. Kiat Suskses Berbisnis Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta.
Susilawati 1998, M. Respon Fisiologi dan Tingkah Laku Ayam Broiler Periode Starter Akibat Cekaman Temperatur dan Awal Pemberian Ransum. Tesis. Program studi magister ilmu ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Jenderal Soedirman.
Suprijatno 2005, E., U. Atmomarsono., dan R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tohar, M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Tizard, I.R. 1998. Pengantar Imunologi Veteriner. Diterjemahkan oleh H. Soehardjo, dan P. Masduki. Airlangga Press. Surabaya.
Widodo, N., Wihandoyo, dan Supadmo. 2009.  Pengaruh Level Formalin dan Frekuensi Penambahan Litter Terhadap Karakteristik Litter Ayam Broiler. Buletin Peternakan Vol. 33(3): 170-177.
Willianson, G dan W.J.A.payne .1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gajahmada University Press.  Yogyakarta (diterjemahkan ole Djiwa Darmadja dan Ida Bagus Djagra.